Insight | Business & Career

Apa yang Terjadi Saat Resesi Dunia 2023?

Selasa, 04 Oct 2022 17:30 WIB
Apa yang Terjadi Saat Resesi Dunia 2023?
Foto: Detik.com
Jakarta -

Sinyal resesi ekonomi dunia pada 2023 sudah digaungkan dalam beberapa waktu terakhir oleh berbagai pemimpin negara. Indonesia sendiri melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati telah memberikan sinyal terkait ancaman ini dengan adanya kenaikan suku bunga acuan dari berbagai bank sentral dunia secara bersamaan.

Tentu saja pembicaraan terkait resesi ekonomi dunia bukan isapan jempol belaka karena mengacu kepada studi World Bank atau Bank Dunia, keputusan untuk pengetatan moneter dari bank sentral akan memberikan dampak negatif dalam bentuk pelemahan ekonomi dan krisis pasar keuangan.

Apa itu Resesi?

Menurut penjelasan resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), resesi adalah suatu kondisi saat perekonomian sebuah negara sedang memburuk, terlihat dari produk domestik bruto (PDB) yang negatif, pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif dalam dua kuartal berturut-turut, dan meningkatnya angka pengangguran.

Dampak lain dari resesi ekonomi juga bisa terlihat dari banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai perusahaan karena mereka harus menahan kapasitas produksi, lalu disusul dengan penurunan instrumen investasi, dan lemahnya daya beli masyarakat karena ekonomi sulit sehingga membuat banyak bisnis harus mengalami kerugian.

Dari penjelasan yang diberikan, sudah jelas bahwa resesi secara frontal merusak ekonomi negara. Namun sayangnya saat resesi datang, dampaknya dapat berimbas ke negara-negara lain dalam skala kerugian yang besar. Apalagi resesi disebut sebagai siklus bisnis yang tidak bisa dihindarkan.

Apa yang Terjadi Saat Resesi Menimpa Indonesia?

Presiden Joko Widodo telah mewanti-wanti akan datangnya krisis pada waktu mendatang. Bahkan menurutnya, ekonomi dunia pada tahun depan akan 'gelap' sehingga semua lapisan masyarakat harus siap menghadapinya.

Peringatan yang sudah diberikan dari jauh-jauh hari ini membuat masyarakat sebaiknya mengetahui apa saja yang akan terjadi saat resesi menimpa Indonesia. Dalam perjalanannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mampu mencapai 5 persen saja karena turunnya permintaan bahan baku industri akan mengancam komoditas ekspor unggulan Indonesia.

Selain itu, geliat investasi sudah pasti menurun karena banyak investor yang lebih memilih aset-aset lebih aman. Apalagi naiknya suku bunga secara agresif demi mengendalikan inflasi, sudah pasti membuat investasi semakin melemah.

Biasanya pemerintah juga akan menambah subsidi energi agar tetap menjaga daya konsumsi masyarakat agar tetap bisa berjalan dengan baik. Diharapkan dengan penambahan subsidi ini tidak membuat masyarakat merasa takut terhadap resesi dan tetap menjalankan hidup secara normal, termasuk dari segi tingkat konsumsi.

Bisa dipastikan bahwa dampak resesi yang menimpa Indonesia dan negara lainnya bersifat domino. Jadi ketika satu sektor terkena dampak besar, maka dapat menimpa sektor lainnya. Efek domino inilah yang sebaiknya harus dihentikan sesegera mungkin agar tidak menimbulkan kepanikan secara masif kepada masyarakat sekaligus bisnis.

Sekarang dunia sudah masuk ke kuartal keempat pada tahun 2022, yang artinya sudah semakin dekat dengan tahun 2023 yang disebut sebagai masa kegelapan ekonomi dunia. Apapun ancaman ekonomi yang mengintai, sudah sepatutnya semua pihak siap mencari jalan keluar menghadapi resesi dunia.

[Gambas:Audio CXO]

(tim/DIR)

Author

Timotius P

NEW RELEASE
CXO SPECIALS