Insight | Business & Career

Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Resign Kerja

Kamis, 13 Jan 2022 15:24 WIB
Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Resign Kerja
Foto: DEPOSITPHOTOS
Jakarta -

Resign atau berhenti bekerja dari perusahaan merupakan suatu hal yang umum terjadi di dunia kerja. Apalagi di kota-kota besar, resign sepertinya sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh para pekerja atau karyawan. Banyaknya lowongan pekerjaan yang tersedia di kota besar dan variasi gaji yang ditawarkan menjadi faktor pendorong mengapa banyak pekerja sangat mudah untuk melepaskan pekerjaan dan berpindah ke pekerjaan lain.

Selain banyaknya lowongan yang tersedia dan variasi gaji yang ditawarkan, banyak faktor lain yang membuat orang memutuskan untuk resign. Seperti contoh, merasa tidak berkembang, lingkungan kerja yang tidak nyaman, tidak adanya apresiasi dari perusahaan, adanya konflik, bosan atau jenuh, karir yang tak kunjung naik, atau ingin mencoba tantangan baru.

Uniknya, generasi milenial merupakan generasi yang paling banyak berpindah-pindah tempat kerja. Berdasarkan Deloitte Millennial Survey 2019, 49 persen milenial berencana untuk berhenti dari tempat kerja mereka dalam kurun waktu dua tahun, dan hanya 28 persen yang berencana menetap dengan perusahaannya saat ini sampai lebih dari lima tahun.

Hal ini bisa dianggap wajar, generasi milenial memiliki gairah bekerja yang masih segar. Mereka memiliki banyak ide kreatif yang dibutuhkan perusahaan. Tapi di sisi lain, karena semangat mereka yang masih membara, terkadang membuat milenial juga sulit untuk mengendalikan emosinya. Dilema yang dihadapi perusahaan adalah ketika para milenial menuntut gaji yang tinggi, hingga ancaman untuk resign yang hanya dalam hitungan bulan.

Milenial juga menyukai feedback yang instan, tetapi ketika tugas yang diberikan kepada mereka tidak berjalan sesuai dengan keinginan mereka, generasi milenial tampaknya mudah berkecil hati. Milenial yang tidak bahagia selalu mengundurkan diri, dan mencari pekerjaan yang sempurna yang akan membuat mereka bahagia sesuai dengan versi mereka.

Sebenarnya di satu sisi, perusahaan mengagumi betapa besar dan banyaknya gairah yang dimiliki para milenial dalam pekerjaan. Namun perusahaan itu sendiri juga harus mengevaluasi seberapa besar kebahagiaan dan kepuasan yang dibutuhkan milenial.

Founder and Managing Director Headhunter Indonesia, Haryo Utomo Suryosumarto menilai, perusahaan saat ini harus bisa memahami karakter generasi milenial demi masa depan perusahaan. Hasil survei Headhunter Indonesia terhadap 217 generasi milenial di Pulau Jawa menyebutkan sejumlah faktor utama yang menyebabkan milenial tidak bertahan lama dan akhirnya membuat angka turnover karyawan perusahaan menjadi tinggi.

Hasil survei tersebut juga mengatakan, milenial merasa kurang mendapat pelatihan dan pengembangan diri. Mereka berasumsi cara untuk mengembangkan potensi diri adalah dengan berpindah ke tempat kerja yang dirasa lebih baik. Di samping itu, generasi milenial juga merasa kurang mendapat kepercayaan dari para manajer senior, dan tidak merasakan nilai dan visi misi perusahaan saat menjalani pekerjaannya.

Pertimbangan Sebelum Resign Kerja

Mengundurkan diri dari sebuah pekerjaan mungkin bukanlah suatu hal yang mudah, ada kalanya kita merasa kelelahan dan tak sanggup lagi untuk bertahan di tempat kerja. Maka, satu-satunya jalan keluar yang kita pilih adalah resign. Tapi sebelum resign, ada baiknya kamu mempertimbangkan beberapa hal sebelum mengambil keputusan yang bulat untuk resign.

Resign dari pekerjaan bukanlah keputusan main-main. Sebelum mengajukan surat pengunduran diri, kamu pasti akan dilanda kebimbangan yang semakin membuat kamu berpikir dan mempertanyakan kembali keputusanmu. Hal ini wajar dan memang harus kamu kamu lakukan agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Dikutip berbagai sumber, berikut beberapa pertimbangan yang harus kamu pikirkan sebelum mengajukan pengunduran diri dari pekerjaanmu.

Sebelum membulatkan keputusan untuk mengundurkan diri, coba pikirkan lagi alasannya. Sebaiknya alasan tersebut adalah alasan yang masuk akal. Urungkan juga niat kamu untuk resign hanya karena didasari emosi semata.

Kebanyakan orang memutuskan resign tapi mereka belum punya pekerjaan baru yang lebih baik. Hal ini akan membuat kamu jauh lebih struggle dalam mencari pekerjaan baru. Penting untuk diterima dahulu di perusahaan lain sebelum kamu mengajukan resign.

Kalau kamu memutuskan untuk resign dari pekerjaan kamu yang sekarang, lakukan persiapan dengan matang. Persiapan yang matang adalah dengan memiliki tabungan yang cukup untuk hidup selama jangka waktu tertentu.

Apapun alasan kamu untuk resign atau berhenti bekerja, pastikan kamu mempertimbangkannya dengan matang terlebih dahulu, dan jangan karena dilandasi oleh emosi sesaat. Jangan sampai keputusan resign yang kamu buat malah merugikan kamu ke depannya dan membuat kamu menyesal. Untuk itu, bijaklah dalam mengambil keputusan dengan cermat.

Kesalahan Saat Resign Kerja

Berhenti bekerja atau resign di suatu perusahaan bukan berarti semuanya game over begitu saja. Kamu harus tetap terlihat profesional saat resign dari pekerjaan kamu. Dibutuhkan kebijaksanaan dan trik tertentu agar tidak terjadi kesalahan yang dapat memperburuk keadaan kamu. Dan juga, jangan sampai hubungan baik dengan perusahaan yang sudah kamu bangun bertahun-tahun hancur begitu saja karena kesalahan yang kamu buat saat resign kerja. Berikut beberapa kesalahan yang sering dilakukan karyawan saat akan mengundurkan diri yang dikutip dari berbagai sumber.

Meninggalkan pekerjaan tanpa handover ke pengganti kamu atau rekan kerja kamu berarti menyisakan pekerjaan rumah untuk atasan kamu. Sempatkan untuk menyusun handover pekerjaan sepeninggalan kamu. Selain menunjukkan empati kepada perusahaan dan atasan, kamu juga meninggalkan kesan yang positif.

Hal ini tidak akan menjadi masalah ketika kamu pindah industri atau mendapat pekerjaan baru yang sangat berbeda dengan kantor tempatmu sekarang. Masalah akan muncul ketika kamu pindah ke kompetitor dari perusahaanmu yang sekarang. Tidak akan ada yang senang di kantormu yang sekarang jika kamu pindah ke perusahaan kompetitor.

Pada saat kamu berhenti dari pekerjaan kamu yang sekarang, pastinya ada beberapa faktor yang menyebabkan kamu mengambil keputusan tersebut, mungkin salah satunya adalah burnout. Melompat langsung ke pekerjaan lain setelah berhenti bekerja di hari Jumat dan langsung memulai pekerjaan baru di hari Senin itu tidak baik dan bisa membuat kamu menjadi tambah stres. Setidaknya, ambil jeda sekitar satu minggu untuk memulihkan fisik dan mental kamu sebelum masuk di kantor yang baru.

Dalam segi etika kerja, undur diri tanpa pamit tidak patut untuk dicontoh. Kamu bisa dicap buruk, bahkan di-blacklist oleh perusahaan lain. Ada akibat yang bisa kamu rasakan ketika melakukan resign tanpa pamit seperti, tidak mendapatkan surat rekomendasi kerja, di-blacklist perusahaan, sisa gaji yang tidak dibayarkan, sampai dituntut secara hukum.

Kamu tidak pernah tahu, kolega atau rekan kerja kita yang sebelumnya akan berpengaruh pada pekerjaan kamu selanjutnya atau tidak. Bermasalah dan tidak menyelesaikannya dengan rekan kerja kamu yang lama, mungkin akan bisa meninggalkan kesan yang negatif.

That's it! Itulah beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan pekerja ketika resign. Sekali lagi penulis ingatkan, resign dalam pekerjaan itu wajar. Ketika keputusanmu sudah bulat untuk resign, jangan sampai kesalahan-kesalahan di atas kamu perbuat agar tidak menyesal di kemudian hari.

[Gambas:Audio CXO]

(PUA/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS