Interest | Art & Culture

Manjakani Bingkai Perjalanan Cinta pada Album Kedua

Senin, 17 Nov 2025 11:00 WIB
Manjakani Bingkai Perjalanan Cinta pada Album Kedua
Cover album kedua Manjakani./Foto: Istimewa.
Jakarta -

Ada kalanya musik tidak sekadar menghibur, tetapi menjadi saksi bisu perjalanan hidup yang paling intim. Begitulah album kedua Manjakani, yang lahir bukan dari imajinasi, melainkan dari kenyataan sehari-hari pasangan musisi Nabilla Syafani dan Muhammad Taufan Eka Prasetya setelah menikah dan menjadi orang tua.

Album self-titled ini merekam dengan jujur dinamika rumah tangga: cinta yang tumbuh di tengah rutinitas, perjuangan melawan prasangka, hingga kebahagiaan sederhana yang lahir dari kehadiran sang buah hati. Komposisi sepuluh lagu di dalamnya memotret kehidupan nyata mereka dalam bingkai melodi dan lirik yang sarat rasa. 

Catatan Kehidupan dalam Setiap Lagu

Album ini dibuka dengan "Selamat Biru Samudra". Satu sentuhan yang berasal dari momen sakral: ajakan menikah sekaligus doa agar cinta dan kesabaran bertahan dalam setiap pasang surut, diikuti "Yah!" nomor berisi  percakapan intim tentang jodoh hingga akhir hayat.

Dari sana, album ini diikuti nomor berjudul "Angin Lalu", yang menyoroti perjuangan kedua insan melawan bayang-bayang masa lalu.

Nuansa roman lantas mengalun lebih terang lewat "Dunia Kecil", yang merekam kebahagiaan seorang ibu terhadap kehadiran anak. Ada pula "Nyali" yang membahas keberanian memperjuangkan cinta di tengah ketidakpastian, serta "Berlayar" yang mengulas rasa ikhlas dari suatu perpisahan.

Empat lagu terakhir beranjak dengan dinamis. Mulai dari "Usah Marah-Marah Nanti Cepat Tua" yang menekankan pentingnya ruang dan jeda dalam hubungan; pesan lembut untuk orang tua dalam "Sejenak"; keresahan masa depan anak dari sudut pandang orang tua pada "Rencana"hingga "Berserah", yang memotret ketenangan dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan.

[Gambas:Youtube]

Undangan untuk Tumbuh Bersama

Album kedua Manjakani ini dikerjakan secara kolaboratif oleh orang-orang terdekat Manjakani. Diproduseri oleh Ajung Anderson, bersama Arbian Octora, Topan, dan Nabilla yang berperan sebagai co-producer. Harriska Record juga membantu sebagai asisten recording engineer di Hars Studio dan Rumah Manjakani, Pontianak. Proses mastering dikerjakan oleh Dimas Pradipta di Sum It! Studio dengan bantuan Carlo Jogi.

Dari sisi visual, desain sampul album dikerjakan oleh Zailanie Fiqrie Yudhistira, logo Manjakani dirancang Bagerich, dokumentasi fotografi diabadikan Galih Saputra, dengan tata rias oleh Maharani. Semua elemen diramu dengan cermat agar mencerminkan kehangatan dan kejujuran yang menjadi jiwa album ini.

Topan sendiri berharap album ini bisa memperluas jangkauan pendengar Manjakani. "Harapannya, album kedua ini bisa menjangkau pendengar yang lebih luas dan ramai, biar kami bisa jalan-jalan lagi bareng Nabilla," ujarnya, sambil menitipkan pesan untuk terus tumbuh bersama orang yang disayang.

Nabilla menambahkan, "Nikah itu bukan tentang sempurna, tapi tentang dua orang yang mau terus belajar bersama, bahkan di hari-hari paling chaos sekalipun." Ia berharap karya mereka bisa menjadi teman bagi siapa pun, dalam keadaan senang maupun sedih.

Melalui album ini, Manjakani ingin berbagi pesan sederhana namun mendalam: jangan takut menikah. Karena dalam perjalanan bersama, selalu ada cinta yang tumbuh, sabar yang diuji, dan bahagia yang tercipta dari hal-hal kecil setiap hari.

Album kedua Manjakani dirilis melalui kerja sama dengan label rekaman demajors dalam format CD dan digital.

Materinya tersedia di berbagai platform streaming seperti Spotify, YouTube Music, TikTok Music, Apple Music, dan Langit Musik sejak 7 November 2025, sedang CD fisiknya bisa didapatkan mulai 14 November 2025 melalui www.demajors.com dan seluruh jaringan edar demajors.

[Gambas:Instagram]

(cxo/RIA)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS