Interest | Art & Culture

Lestarikan Cerita Rakyat, Joko Anwar Produksi Film 'Legenda Kelam Malin Kundang'

Senin, 10 Nov 2025 17:00 WIB
Lestarikan Cerita Rakyat, Joko Anwar Produksi Film 'Legenda Kelam Malin Kundang'
Konferensi Pers Film 'Legenda Kelam Malin Kundang' di Kantor Come and See Pictures, Jakarta (Jumat, 7/10/25). Foto: Istimewa.
Jakarta -

Sineas ternama tanah air, Joko Anwar, kembali mempertegas namanya di ranah perfilman. Usai menyutradarai sejumlah film horor box office seperti: Pengabdi Setan (2017), Perempuan Tanah Jahanam (2019), dan Siksa Kubur (2024), kini ia siap melahirkan terobosan terbaru lewat film Legenda Kelam Malin Kundang.

Mengisi peran sebagai produser, film Legenda Kelam Malin Kundang, yang dijadwalkan tayang pada 27 November 2025 mencoba mengeksplorasi cerita rakyat dalam negeri, dalam satu sajian audio-visual yang lebih mendukung.

Upaya Melestarikan Warisan Bangsa dalam Bentuk Film

Ketika ditemui di studio film miliknya, Come and See Pictures, yang berada di bilangan Cipete, Jakarta Selatan, Joko menuturkan bahwa film Legenda Kelam Malin Kundang adalah bentuk kepeduliannya kepada warisan dan budaya bangsa Indonesia.

Menurutnya, cerita rakyat yang berasal dari tradisi literasi dari masyarakat Indonesia—lisan maupun tulisan—perlu diangkat kembali esensinya, karena turut mewakili nilai-nilai yang dipegah teguh manusia Indonesia.

"Nah, kalau kita sampai melupakan esensi dari manusia Indonesia yang tercerminkan dalam cerita rakyat, mungkin kita akan kehilangan sebagian jati diri kita sebagai orang Indonesia," kata Joko, pada Jum'at (7/10) siang.

Film ini, lanjutnya, merupakan upaya lanjutan untuk mengingatkan kembali masyarakat Indonesia terhadap warisan budaya bangsa, yang diharapkan dapat membantu pembentukan karakter bergenerasi masa depan.

"Jadi inilah pintu masuk kita untuk bisa mengingatkan bahwa terkadang kita harus melihat masalah kita sebagai individu sebagai mungkin masalahnya ada dalam tatanan generasi atau generational gap," lanjutnya.

"Film mengajarkan kita untuk tidak mudah menilai anak ini durhaka, jangan gampang sekali melabeli orang tua kita tidak memberikan yang terbaik untuk kita, mungkin masalah itu salah satunya adalah karena dari faktor dari generasi-generasi sebelumnya."

Regenerasi Sineas

Selain mengolah ulang film yang diangkat dari cerita rakyat dalam negeri, Joko Anwar juga melakukan regenerasi sineas pada film Legenda Kelam Malin Kundang. Yakni, dengan menunjuk Rafki Hidayat dan Kevin Raharjo sebagai duo sutradara film.

Menurut Joko, hal ini krusial karena dapat menjadi gerbang untuk generasi muda masuk ke dalam dunia perfilman Indonesia, yang memang membutuhkan lebih banyak variasi dan warna baru pada masa mendatang.

"Biar gak bosen," tukasnya. "Kalo ada yang baru itu kan ada cara pikir baru, suara baru, yang buat perfilman kita juga semakin fresh dan penonton mungkin punya cara pandang beda melihatnya."

Meskipun awalnya memiliki kekhawatiran terhadap Rafki dan Kevin, Joko lantas percaya dan cukup puas terhadap dua sutradara pilihannya, kendati berasal dari latar pendidikan di luar perfilman—Rafki adalah sarjana matematika, sementara Kevin adalah lulusan Desain Komunikasi Visual.

"Ya, kan mengundang orang baru terkadang membuat kita berpikir 'apakah mereka gampang diajak komunikasi?' atau 'apakah punya cara pikir seperti yang kita harapkan?' Tapi semua kekhawatiran bisa itu ditepis sama Rafki dan Kevin", tegasnya.

Menurut Rio Dewanto, yang mengisi peran utama, hal ini memang membuatnya mempertimbangkan ulang tawaran. Namun, fakta di lapangan justru berbalik. Kedua sutradara film ini, kata Rio, bagaikan satu kepala; saling mengisi peran dan mampu bekerja secara profesional.

"Ya, tadi awalnya saya pikir agak ribet," ucap Rio (7/11). "Komunikasinya nanti seperti apa dan seterusnya. Tapi, ketika dijalankan mereka sudah punya catatan yang sudah di punya satu kepala dan secara produksi sudah bagus banget".

Sinopsis Legenda Kelam Malin Kundang

Legenda Kelam Malin Kundang diproduksi secara kolaboratif oleh Come and See Pictures, Rapi Films, Legacy Pictures. Joko Anwar sendiri merangkap ko-produser bersama Tia Hasibuan, dan ikut menuliskan cerita bersama Aline Djayasukmana serta Rafki Hidayat.

Film berdurasi 99 menit ini mengisahkan cerita seorang seniman micro painting bernama Alif (Rio Dewanto) yang telah mendunia, usai pulih dari kecelakaan.

Ketika ia berusaha kembali menjalani hidupnya, seorang perempuan tua tiba-tiba datang dan mengaku sebagai ibunya. Alif yang tidak bisa mengingat wajah ibunya-yang dia tinggalkan 18 tahun yang lalu-kemudian terseret masuk ke dalam sebuah rahasia kelam.

Legenda Kelam Malin Kundang, yang menafsirkan kembali salah satu cerita rakyat paling populer di Indonesia juga menampilkan Faradina Mufti (istri dari Alif, yang ikut memperkeruh sajian drama-misteri di sepanjang film.

[Gambas:Instagram]

Penulis: Fauzi Ibrahim*

(*) Kontributor CXO Media.

(ktr/RIA)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS