Interest | Art & Culture

Melihat Kembali Seremoni 'Nyeni' 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia di Tugu Proklamasi

Senin, 25 Aug 2025 17:30 WIB
Melihat Kembali Seremoni 'Nyeni' 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia di Tugu Proklamasi
Dokumentasi Program Titik Nol Bangsa./Foto: Istimewa
Jakarta -

Perayaan kemerdekaan tidak selalu harus kaku dan formal. Pada momen 80 tahun Republik Indonesia (Minggu, 17/8/2025), misalnya, hadir sebuah selebrasi bertajuk Titik Nol Bangsa di Tugu Proklamasi, Jakarta, yang memadukan seremoni kenegaraan dengan nuansa seni dan kreativitas.

Seremoni ini merupakan kolaborasi Jakarta Illustration & Creative Arts Festival (JICAF) dengan Asosiasi Media Luar-Griya Indonesia (AMLI). Keduanya ingin melambangkan harapan agar kreativitas tumbuh seiring perjalanan bangsa.

Menampilkan 80 karya ilustrasi, acara ini merangkai prosesi penurunan bendera Merah Putih, diskusi kebangsaan bersama para pelaku seni kreatif, hingga penampilan musik di titik awal kemerdekaan Indonesia.

JICAF 80Barisan Pengibar Bendera di Titik Nol Bangsa/Foto: Istimewa

Momentum ini terasa menyegarkan. Selain memperluas pameran seni ke luar ruang galeri, penayangan karya ilustrasi bersamaan dengan penurunan bendera 17 Agustus 2025 memberi kontras yang unik: formalitas negara berdampingan dengan warna-warni ekspresi generasi muda.

"Kami percaya seni mampu menginspirasi. Melalui kampanye ini, kami ingin karya ilustrasi Indonesia hadir di ruang publik agar pesan cinta tanah air bisa dirasakan langsung," ujar Yoga Prathama, Creative Director JICAF.

Dalam konteks ini, 80 karya visual yang dipajang bukan sekadar dekorasi, melainkan pengingat bahwa nasionalisme juga bisa lahir dari berbagai bentuk ekspresi.

JICAF 80Sesi Diskusi Kebangsaan di Titik Nol Bangsa/Foto: Istimewa

Program ini juga menyimpan kisah yang sentimental sekaligus personal. Titik Nol Bangsa merupakan gagasan almarhum Gusti Irwan Wibowo, atau Gustiwiw, yang tetap dilanjutkan setelah kepergiannya.

Sementara itu, dari sisi industri, Ketua Umum DPP AMLI Indonesia, Fabianus Bernadi, menekankan bahwa media luar-griya tak semata untuk kepentingan komersial.

"Media luar-griya bisa menjadi medium penyampai pesan positif yang menginspirasi. Kami bangga bisa membawa karya anak bangsa ke ruang publik di seluruh Indonesia," katanya, merujuk pada penayangan karya JICAF di videotron dan media luar-griya di berbagai kota.

Momen ini menunjukkan bahwa seni juga bisa mengisi ruang yang biasanya hanya dihuni seremoni formal. Kehadiran musisi, komika, hingga selebriti dalam prosesi upacara menjadi bukti bahwa ide perayaan kemerdekaan bisa digarap secara lebih meluas. Seperti halnya kehadiran kolektif kreatif Kedubes Bekasi, podcaster Abah Pican yang ikut dalam barisan pengibar bendera, hingga penampilan musik dari Danilla Riyadi.

[Gambas:Instagram]

(cxo/RIA)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS