Interest | Art & Culture

Gramedia Jalma: Karena Buku dan Manusia Perlu Ruang Bersama

Selasa, 08 Jul 2025 13:30 WIB
Gramedia Jalma: Karena Buku dan Manusia Perlu Ruang Bersama
Introducing Gramedia Jalma (Jumat, 4 Juli 2025)/Foto: CXO Media
Jakarta -

Tembang "Kisah dari Selatan Jakarta" milik White Shoes and The Couples Company memang tidak bisa tidak dirayakan, terutama saat dimainkan di Jaksel itu sendiri. Tapi, waktu ratusan orang berkumpul di acara peluncuran sebuah toko buku yang berada di jantung kawasan Blok M, pada Jumat (4/7/25) sore, seluruh hadirin bukan cuma menghayati lagu yang dipopulerkan WSATCC tersebut, melainkan menyambut gembira pembukaan toko, yang diberi nama Gramedia Jalma, layaknya suatu harmoni.

Gramedia Jalma, sebelumnya bernama Gramedia Melawai, merupakan salah satu terobosan baru Gramedia, selaku ritel buku terbesar di tanah air, yang tahun ini memasuki tahun ke-55 beroperasi. Merebakkan semangat "Tumbuh Bersama", Gramedia Jalma—sebagaimana Makarya, di Gramedia Matraman—mewujud sebuah ruang hidup yang berpihak pada manusia, literasi, dan kreasi, sebagai citra serta martabat teranyar dari sebuah toko buku di era kiwari.

Jalinan Hangat Manusia dan Buku

Gramedia Jalma hadir sebagai bentuk toko buku baru yang lebih terbuka dan kolaboratif. Namanya sendiri diambil dari bahasa Sunda: Jalma, yang berarti 'manusia'. Oleh sebab itu, toko buku yang bisa diakses dari dua sudut strategis kawasan Blok M (dari arah Pasaraya dan Blok M Square) tersebut seolah menjadi sebuah lorong yang menyambungkan interaksi manusia dengan sesamanya, maupun bersama buku, ide-ide, serta giat kreatif lainnya.

Pada perbincangan lintas disiplin yang digelar dalam momen peluncuran Gramedia Jalma (4/7), Immaculata Adhista, mewakili Gramedia Jalma, menyampaikan bahwa ruang ini memang tempatnya sinergi.

"Kami ingin membangun tempat di mana buku, percakapan, dan komunitas bersinergi. Jalma adalah toko buku yang terbuka, interaktif, dan manusiawi-menghadirkan pengalaman literasi yang hangat dan inklusif," tutur Adhista.

Lokasi Gramedia Jalma yang merebah di rentang Blok M yang ramai, juga memosisikan fungsi toko bukunya menjadi sebuah cultural hub—tempat membaca, berdiskusi, mencipta, dan berjejaring. Karena itu pula, suasana Jalma tidak hanya mematutkan sederet rak-rak buku bertingkat, tetapi juga memuat ruang membaca dan bermain yang aman untuk semua kalangan.

Tempat Bertemunya Ide, Kreasi, juga Kopi

Membaca sebuah buku sambil menyesap secangkir kopi, mungkin terdengar klise. Namun, sebagai pelengkap pengalaman sekaligus penunjang estetika, lagak satu ini boleh dibilang tiada lawan.

Untuk itu pula, setelah sukses menggandeng Smiljan di Makarya, Gramedia Jalma berkolaborasi dengan Kopi Aloo, sebagai kafe yang menjadi bagian tak terpisahkan dari toko bukunya.

Menurut Jacob Gatot Sura, arsitek Gramedia Jalma sekaligus pendiri Kopi Aloo, rancang bangunan Jalma dirumuskan dengan sedemikian rupa, agar para pengunjung bisa menikmati waktu yang lebih berkualitas dengan sesama dan buku.

JalmaSudut-sudut Gramedia Jalma/Foto: CXO Media

"Dari sisi desain, kami ingin menciptakan suasana yang mengundang orang untuk berhenti sejenak-ruang yang nyaman tapi tidak pasif, estetis tapi tetap akrab. Kehadiran kopi menjadi elemen penting dalam pengalaman itu; bukan hanya sebagai minuman, tapi sebagai pemantik percakapan dan pertemuan," ucap Jacob.

Lebih dari itu, seremoni "Introducing: Gramedia Jalma" juga dihiasi dengan sebuah diskusi lintas disiplin, yang dipandu oleh Tabiat Group, kolektif kreatif anak muda berbasis di Blok M, dan mendatangkan praktisi literasi dan kesenian, seperti ⁠Wanda Kamarga (Pendiri Binatang Press) dan ⁠Indra Ameng (Kurator & Pengelola ruangrupa).

Diskusi yang menyoroti bagaimana toko buku dapat kembali menjadi simpul budaya kota yang kontekstual dan terbuka untuk kolaborasi lintas bidang ini juga menjadi salah satu contoh dari serangkaian aktivasi yang akan diselenggarakan di Jalma pada masa datang. Di mana ruangnya siap menjadi wadah yang mengundang manusia untuk melambat, meresapi ide, dan saling terkoneksi.

"Gramedia Jalma bukan sekadar toko buku. Ia adalah ruang hidup-tempat ide tumbuh, kolaborasi terjadi, dan keingintahuan dirawat," pungkas Adhista.

[Gambas:Instagram]

(cxo/RIA)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS