Musisi asli Ruteng, Manggarai, NTT, Ivan Nestorman kembali menenun diskografinya. Setia memainkan irama Neotradisi, yang mengandalkan bahasa daerah dan instrumen tradisional Indonesia—khususnya khas Manggarai (Flores)—pada karya-karyanya, Ivan kini meluaskan jangkauan dengan merilis nomor berbahasa jawa "Life Goes On (Ora Usah Mlayu)".
Dilepas ke berbagai layanan pemutar musik digital, pada 20 Juni 2025, "Life Goes On (Ora Usah Mlayu)" dirilis melalui label lokal yang berfokus menaikkan karya musik dengan unsur-unsur tradisional Indonesia, Bahasa Ibu Records.
Serbaneka Tradisi
Kecakapan Ivan Nestorman sebagai musisi yang memainkan world music memang bukan hal baru. Ia telah merilis satu album studio Legacy Chapter One (2019), di mana dua dari sepuluh lagu di dalamnya masuk nominasi penghargaan AMI 2020; nomor "Komodo Sunset" masuk nominasi karya produksi reggae/ska/rocksteady terbaik, sedangkan "Masa Leso Ge" dinobatkan sebagai karya produksi lagu berbahasa daerah terbaik.
Ivan, yang semangat mengangkat multikulturalisme di tanah air, juga punya nomor-nomor berbahasa daerah lainnya, seperti "Singkawang Mosichin"—yang khas Kalimantan Barat, juga karya teranyar berbahasa Jawa, "Life Goes On (Ora Usah Mlayu)".
"Musik memiliki kekuatan untuk menyatukan orang dan membangkitkan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya. Saya berharap bahwa lagu ini dapat menjadi inspirasi bagi orang-orang untuk lebih menghargai bahasa dan budaya daerah," tutur Ivan, dalam keterangan pers.
Ia yang rajin mengeksplor beragama genre—dari jazz, bossanova, hingga reggae—ke dalam karya-karyanya juga berharap, upayanya ini bisa membantu revitalisasi bahasa-bahasa di Nusantara agar bisa tumbuh berdampingan dengan Bahasa Indonesia.
"Saya ingin menunjukkan bahwa bahasa daerah tidak hanya sebagai simbol identitas, tetapi juga sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan yang bermakna," tambahnya.
Tuah di balik tradisi
Ivan Nestorman adalah Manggarai. Ia salah satu putra musik terbaik dari NTT, dan hal itu sulit dimungkiri. Namun, di dalam "Life Goes On (Ora Usah Mlayu)", Ivan selaku musisi Flores yang cakap, ternyata juga mampu terdengar jawa tulen.
Melalui lagu berdurasi 4 menit 52 detik tersebut, unsur-unsur jawa dihadirkan bukan sebatas lirik, melainkan lengkap dengan falsafahnya. Seperti memperpanjang pandangan nrimo ing pandum, lagu ini mewujud himbauan untuk tidak lari atau sembunyi dari masalah. "Hadapi saja, terima saja. Masih ada hari esok. Susah sehari cukup sehari, jangan sampai merasuk ke dalam hati," jelas Ivan.
Neotradisi ini adalah sesuatu yang lebih akustis, musiknya minimal sebetulnya, tetapi aransemennya harus ada nuansa internasional atau universalitas rasa
Secara lebih luas, strategi Ivan menggunakan bahasa Jawa di dalam "Life Goes On (Ora Usah Mlayu)", di mana ia juga ikut nyinden, adalah untuk menunjukkan bahwa bahasa dan tradisi daerah di Indonesia juga mampu menjadi medium efektif dalam menyampaikan pesan-pesan positif. Terutama, saat dipadankan dengan alunan neotradisi yang akustis, minimalis, tetapi mampu memuat universalitas rasa.
Musisi yang telah berkarya sepanjang tiga dekade tersebut juga berencana untuk melakukan serangkaian konser dan pertunjukan untuk mempromosikan "Life Goes On (Ora Usah Mlayu)" dalam beberapa waktu ke depan.
(cxo/RIA)