Interest | Art & Culture

Indonesia Siap Tampil di Cannes 2025, Bawa Film, Komik, dan Harapan Baru untuk Industri Sinema Nasional

Kamis, 08 May 2025 16:30 WIB
Indonesia Siap Tampil di Cannes 2025, Bawa Film, Komik, dan Harapan Baru untuk Industri Sinema Nasional
Indonesia Kirim Delegasi ke Cannes Film Festival 2025. Foto: Istimewa
Jakarta -

Indonesia siap menunjukan eksistensi di ajang bergengsi Cannes Film Festival 2025, lewat sejumlah film, proyek komik, dan kontribusi aktif pelaku industri kreatif dalam negeri.

Berambisi memperluas jejaring di tatanan global, delegasi Indonesia yang didukung Kementerian Kebudayaan akan menghadirkan "Paviliun Indonesia" di Marché du Film—pasar film terbesar dunia yang merupakan bagian dari Cannes Film Festival-pada 13-24 Mei 2025.

Kehadiran Indonesia secara resmi diumumkan dalam konferensi pers, yang turut dihadiri Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, di CGV FX Sudirman, Jakarta (6/5/25).

"Saya memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang bekerja membangun jembatan budaya Indonesia dan dunia melalui sinema," ujar Fadli Zon.

Ia menambahkan, tahun lalu film Indonesia berhasil meraih 81 juta penonton di dalam negeri, melampaui penonton film asing yang mencapai sekitar 40 juta. Fadli berharap keikutsertaan di Cannes dapat mendorong kolaborasi baru dan memperkuat industri film nasional.

Karya Lokal di Cannes 2025

Di Marché du Film, Indonesia membawa beragam proyek unggulan. Salah satunya adalah film laga Ikatan Darah produksi Uwais Pictures milik aktor Iko Uwais, yang menampilkan seni bela diri silat. Film animasi Jumbo yang telah ditonton lebih dari delapan juta penonton juga turut dipromosikan untuk memperluas distribusi ke pasar internasional.

Tiga komik Indonesia—Bandits of Batavia (Beyondtopia), Locust (Studio Kosmik), dan Jitu (Caravan Studio)—ikut serta dalam program Spotlight Asia setelah terpilih di JAFF Market 2024. Ketiganya diproyeksikan untuk diadaptasi menjadi film layar lebar.

Film panjang debut Reza Rahadian sebagai sutradara, Pangku, juga dipresentasikan untuk mencari mitra internasional. "Saya merasa kehadiran pemerintah sangat nyata bagi banyak insan film Indonesia," kata Reza dalam konferensi pers tersebut.

Sutradara Edwin lewat rumah produksi Palari Films turut membawa film terbarunya, Monster Pabrik Rambut (Sleep No More), hasil kerja sama antara Indonesia, Singapura, Jepang, dan Jerman. Film yang dibintangi Rachel Amanda, Lutesha, Iqbaal Ramadhan, dan Sal Priadi ini akan dipasarkan oleh ShowBox, sales agent yang juga menangani film Korea Exhuma.

Kiprah Sineas Indonesia

Aktris senior Christine Hakim, yang pernah menjadi juri tahun 2002 silam, juga akan kembali ke Cannes sebagai produser film The Mourning Journey, karya Garin Nugroho, yang turut dibintangi Reza Rahadian. Film tersebut siap mengikuti sesi pitching dengan calon mitra produksi.

Sementara itu, produser dan sutradara Razka Robby Ertanto terpilih mengikuti program Producers Network untuk mempresentasikan proyek film tentang penyanyi seriosa legendaris Rose Pandanwangi-istri pelukis S. Sudjojono.

Tak hanya itu, Produser Yulia Evina Bhara yang tahun lalu ikut program serupa, tahun ini didapuk sebagai juri untuk Semaine de la Critique (Critics' Week) bersama aktor Daniel Kaluuya dan sineas internasional lainnya.

Karya Yulia EB bersama KawanKawan Media dan sineas Jepang Chie Hayakawa (Plan 75), Renoir, juga lolos ke kompetisi utama Cannes tahun ini. Proyek tersebut merupakan produksi lintas negara antara Jepang, Indonesia, Prancis, Filipina, dan Singapura.

Menutup konferensi pers, Fadli Zon menyebut keikutsertaan ini sebagai tonggak penting bagi perfilman nasional. "Langkah ini menjadi milestone baru agar sinema Indonesia mendapat tempat lebih besar di dunia internasional, sesuai amanat konstitusi [pasal 32 ayat 1 UUD 1945] bahwa negara harus memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia," pungkasnya.

(cxo/RIA)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS