Interest | Art & Culture

Talking About: Dari Lagu ke Lagu Kendrick Lamar vs Drake

Rabu, 08 May 2024 18:30 WIB
Talking About: Dari Lagu ke Lagu Kendrick Lamar vs Drake
Talking About: Dari Lagu ke Lagu Kendrick Lamar vs Drake/Foto: Istimewa
Jakarta -

Rivalitas adalah elemen sentral yang tidak bisa dipisahkan dengan hip-hop, dan beef atau pertikaian termasuk di dalamnya. Mulai dari Tupac Shakur dan Notorious B.I.G., Jay-Z dan Nas, hingga Eazy-E dan Dr. Dre, tiap generasi memiliki beef yang mendefinisikan era mereka. Kini, spotlight ada di Kendrick Lamar dan Drake, dua rapper terbesar era ini.

Selama lebih dari satu dekade terakhir, perseteruan antara kedua superstar ini telah mengalami naik-turunnya. Hubungan keduanya berawal baik, dengan kedua rapper saling memberikan feature di lagu satu sama lain pada fase awal karier mereka. Kendrick Lamar pertama kali tampil di album Drake tahun 2011, Take Care, pada lagu "Buried Alive Interlude" dan Drake kemudian membalasnya setahun kemudian, pada "Poetic Justice" dari album Good Kid, m.A.A.d City.

Dengan penyebab yang tak sepenuhnya kita ketahui, hubungan antara Kendrick Lamar dan Drake mulai memburuk pada tahun 2013. Tahun-tahun berikutnya, pertukaran sneak diss dari kedua rapper bergantian dirilis secara sporadis tanpa peringatan. Layaknya bendungan air yang terus menerus diisi, konflik ini pun pecah pada awal tahun ini. Track demi track mereka rilis untuk saling membalas atas perkataan yang dilontarkan untuk menyerang musuh.

Dari Lagu ke Lagu Beef Kendrick Lamar vs Drake

Mari tengok kembali pertikaian hip-hop terbesar dalam belasan tahun terakhir melalui daftar lengkap diss track yang telah dirilis Kendrick Lamar dan Drake.

"Like That" - Future, Metro Boomin, dan Kendrick Lamar

Bagaikan red carpet di sebuah event high class, "Like That" menjadi fondasi dari konflik hip-hop terbesar dalam satu dekade terakhir. Kendrick memberikan pernyataan kalau tidak ada Big Three di antara dirinya dengan Drake dan J.Cole karena ialah satu-satunya orang yang layak duduk di singgasana hip-hop. Begitu pun dengan ketajaman antar kalimat dalam verse yang terhitung pendek, tapi langsung membuat banyak orang sadar kalau perang sudah di depan mata. - TIM

Apa yang dilakukan Kendrick Lamar dalam "Like That" mengingatkan pada feature-nya di lagu Big Sean, "Control", 11 tahun yang lalu. Dalam "Control", Kendrick melayangkan serangan ke kolega-koleganya-termasuk Drake-yang berakhir memporak-porandakan skena hip-hop secara luas. Sama halnya dengan "Like That", Kendrick yang sebenarnya hanya feature berujung memberikan "amunisi tambahan" bagi kolaborasi Metro Boomin dan Future yang memang tajam dari awal. Lagu ini bagaikan tarikan pelatuk yang mengawali konflik terbuka. - ALM

"Push Ups" - Drake

Bagaikan prajurit yang bertugas duduk di balik machine gun, "Push Ups" menjadi tembakan sporadis Drake untuk beberapa nama. Tidak hanya Kendrick, namun juga Rick Ross, Metro Boomin, serta The Weeknd. Seperti biasa, Drake menunjukkan kedigdayaannya perihal pencapaian angka penjualan dan popularitas, sekaligus membalas verse Kendrick dalam "Like That". Di luar lirik, secara musik dan flow, "Push Ups" tetap menunjukkan ciri khas Drake. - TIM

Penuh percaya diri, "Push Ups" merupakan respons dari seseorang yang nyaman berada di puncak singgasana industri musik. Setiap verse dan serangan yang dilayangkan Drake sarat dengan hinaan, seakan mereka yang menentangnya tak layak untuk dipertimbangkan. Tak lupa, Drake juga menyisipkan braggadocio tentang statusnya sebagai hitmaker yang memang tak bisa disangkal. - ALM

"Taylor Made Freestyle" - Drake

Bagaikan perilaku pengendara yang tidak sabar mengantri, "Taylor Made Freestyle" menjadi langkah yang seharusnya tidak perlu dipertimbangkan sedikitpun. Wrong move by Drake. Alasannya karena menggunakan suara AI dari Tupac dan Snoop Dogg. Kenapa tidak pakai suaranya sendiri? Apapun alasannya, it feels wrong. Man up, Drizzy. - TIM

Intimidasi yang salah langkah. Tanpa "Taylor Made Freestyle", statement yang dibuat Drake dalam "Push Ups" sesungguhnya akan menjadi lebih kuat. Entah kepercayaan diri atau insecurity yang mendasari track ini. - ALM

"Euphoria" - Kendrick Lamar

Bagaikan sifat moody zodiak Gemini, "Euphoria" menjadi rollercoaster dalam bentuk lagu yang mencekam bagi Drake. Kendrick mencoba membahas berbagai topik di sini secara gamblang dan cukup detail lewat persembahan tiga beat switch. Dari teknik rap Drake sampai cara berpakaiannya yang sangat dibenci olehnya. Setelah enam menit "Euphoria" berjalan, frasa "part time rapper, full time hater" sudah layak menjadi biodata Instagram Kendrick. - TIM

"Euphoria" menyerang Drake pada titik-titik rentannya, yang memang telah lama dipertanyakan. Subjek-subjek yang diangkat memang bukanlah hal baru, namun delivery Kendrick yang tajam membuat lagu ini menjadi notable. Setelah puas menguliti subjek identitas Drake, Kendrick pun "mengosongkan pelurunya" dengan mengakui bahwa ia membenci semua aspek dari Drake. Ruthless. - ALM

"6:16 in LA" - Kendrick Lamar

Bagaikan petinju yang perlu menghajar lawannya agar segera menang TKO, "6:16 in LA" menjadi double jab dalam cabang hip-hop. Kendrick memutuskan untuk back-to-back merilis diss song dengan membawa signature title timestamp dari Drake sendiri. Sisanya? Ia mencoba menyelesaikan dalam bentuk informasi kalau ada orang di belakang Drake yang bekerja untuk Kendrick. Petty game strong. - TIM

Seri timestamp Drake memuat serangan ke berbagai arah dan sejumlah lirik paling petty yang pernah sang rapper ciptakan. Di "6.16 in LA", Kendrick Lamar memutarbalikkan signature ini kepada Drake sendiri. Apa yang coba dimanipulasi oleh Kendrick melalui track ini adalah paranoia yang Drake miliki. Jelas bahwa serangan ini dimaksudkan untuk memancing respons dari Drake-hal yang Kendrick dapatkan tak lama setelah ini, sesuai keinginan dan strateginya. - ALM

"Family Matters" - Drake

Bagaikan kalimat kasar yang sudah siap dimuntahkan di ujung mulut, "Family Matters" menjadi statement terbesar Drake dalam konflik ini. Selama tujuh menit, ia mencoba mengangkat beberapa isu dengan beat switch yang sangat menarik. Belum lagi didukung MV yang sama gilanya. Namun sekali lagi, ia menembakkan peluru secara sporadis dengan membawa nama rapper lain. Padahal sudah seharusnya ia dedikasikan lagu ini hanya untuk Kendrick seorang. - TIM

Drake at his finest. Sudah lama rasanya tak mendengar flow Drake dalam level setinggi ini. Satu hal yang patut diberi perhatian adalah bagaimana Drake bisa membuat diss track terdengar se-catchy ini, dengan porsi yang seimbang antara melodi dan flow. Batasan antara realita yang dibuka dan tuduhan menjadi semakin kabur, namun tingkat percaya diri Drake kembali memberi track ini aura yang kuat dan tak terbantahkan. - ALM

"Meet the Grahams" - Kendrick Lamar

Bagaikan lorong gelap di sudut utara Jakarta, "Meet the Grahams" menjadi irama bergenre psychological horror. Kendrick bermain sangat rapi dalam empat verse yang ditujukan untuk keluarga Drake, lalu ditutup "surat cinta" untuk Drizzy sendiri. Lagu ini benar-benar terasa kejam karena didukung produksi beat dari The Alchemist yang mampu mengangkat level intensitas lirik Kendrick. Apalagi "Meet the Grahams" dirilis setelah "Family Matters" baru muncul di internet 20 menit sebelumnya. Steal the spotlight with style. - TIM

Seperti yang direncanakan, Drake terperangkap oleh umpan yang diberikan "6:16 in LA". Di titik inilah beef ini menjadi lebih kelam. Beat karya The Alchemist memberi latar yang gelap bagi tuduhan-tuduhan balasan yang diberikan Kendrick kepada Drake. Apa yang menjadi "amunisi" lirik kini merupakan tuduhan kriminal serius, yang walau tingkat kebenarannya masih abu-abu, jelas akan memiliki dampak ke karier kedua rapper ini ke depannya. Ini bukan lagi kompetisi, Kendrick agaknya benar-benar ingin menghancurkan Drake. - ALM

"Not Like Us" - Kendrick Lamar

Bagaikan bunglon yang bisa beradaptasi dengan keadaan untuk membunuh mangsanya, "Not Like Us" menjadi bukti kalau Kendrick mampu berkuasa di dunia Drake. Track dancey ini sangat menggambarkan keahlian Drake, sehingga cara yang sama digunakan Kendrick untuk mengolok-olok Drake dalam dunianya sendiri. Belum lagi didukung oleh performa lagu-lagu diss Kendrick yang mampu mengalahkan Drake dalam berbagai chart. Konflik ini benar-benar membuat klaim kalau Drake selalu digdaya dalam persoalan angka tidak lagi benar adanya. - TIM

Seakan memberikan jawaban terhadap kemampuan Drake membuat lagu yang catchy, Kendrick kembali dengan "Not Like Us". Substansi utamanya? Melabeli Drake sebagai culture vulture yang menggunakan kolaboratornya untuk melegitimasi katalog musiknya sendiri. Tak lupa, Kendrick juga memberi peringatan bahwa ia masih mampu untuk melanjutkan beef ini. Dengan nada yang anthemic, bayangkan bagaimana impactful-nya bila diss track ini terus-menerus diputar di berbagai party berbeda. - ALM

"The Heart Part 6" - Drake

Bagaikan rasa lelah karena kerja keras tanpa hasil yang belum terlihat, "The Heart Part 6" menjadi usaha "terakhir" Drake untuk menyelesaikan konflik ini. Ada dua sisi berbeda tentang lagu ini. Ada yang melihat Drake masih berusaha memperpanjang nafasnya untuk melawan Kendrick, tapi ada juga yang membaca hidden message kalau Drake sudah mengibarkan bendera putih. Namun jika tiba-tiba Kendrick merasa perlu dilanjutkan, let's sitback and enjoy the show. - TIM

Nampaknya, Drake berharap bahwa perseteruan ini akan berakhir oleh "Family Matters", karena energi dan effort yang ia berikan untuk track balasan selanjutnya tidaklah sebanding. Jika boleh jujur, beef ini rasanya sudah terlampau jauh-baik secara waktu maupun substansi. Kelelahan kita juga dapat didengar dalam "The Heart Part 6", respons Drake yang seakan membalas "6:16 in LA" dengan memparodikan seri "The Heart" yang dimiliki Kendrick. Sayang, substansinya mayoritas adalah tembakan-tembakan yang meleset dan interpretasi yang tidak tepat terhadap karya Kendrick. Ini merupakan satu-satunya diss track yang tidak perlu direspons kembali dalam pertikaian kali ini. - ALM

(alm/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS