Interest | Art & Culture

15 Film dan Series Indonesia Bakal Diputar di Busan International Film Festival 2023

Rabu, 04 Oct 2023 16:00 WIB
15 Film dan Series Indonesia Bakal Diputar di Busan International Film Festival 2023
Foto: Dian Rosalina - CXO Media
Jakarta -

Busan International Film Festival (BIFF) merupakan salah satu festival film terbesar di dunia dan juga yang menjadi nomor satu di Asia. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Indonesia akan mengambil bagian dalam BIFF 2023. Namun yang berbeda dari tahun sebelumnya, Indonesia akan membawa 15 film dan series terbaiknya untuk diputar di festival film di Korea Selatan tersebut dalam program khusus Renaissance of Indonesia Cinema.

Lewat program yang juga didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendibudristek), para sineas Indonesia akan bertolak ke Busan, Korea Selatan untuk menghadiri premier film dan series mereka. 15 karya itu terdiri dari film pendek, film panjang, dan serial.

Dua di antaranya masuk di program kompetisi yakni film panjang karya Yosep Anggi Noen, 24 Jam Bersama Gaspar yang berkompetisi di program Jiseok; dan film pendek berjudul The Rootles Bloom karya Rein Maychaelson akan berkompetisi di Wide Angle.

Sementara 13 film lainnya yang akan diputar di BIFF 2023 antara lain, Sara (Ismail Basbeth), Ali Topan (Sidharta Tata), dan Women from Rote Island (Jeremias Nyangoen) tayang di program A Window on Asian Cinema. Sementara film dan serial yang akan tayang di program Renaissance of Indonesian Cinema adalah serial Gadis Kretek (Kamila Andini & Ifa Isfansyah).

Lalu film pendek Basri & Salma in a Never-Ending Comedy (Khozy Rizal), Dancing Colors (M. Reza Fahriyansyah), Laut Memanggilku (Tumpal Tampubolon), Vania on Lima Street (Bayu Prihantoro Filemon), Where The Wild Frangipanis Grow (Nirartha Bas Diwangkara), Perempuan Tanah Jahanam (Joko Anwar), Posesif (Edwin), Ziarah (B.W. Purbanegara), dan What They Don't Talk About When They Talk About Love (Mouly Surya).

Staf Khusus Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Alex Sihar mengatakan program ini merupakan kerjasama strategis antara pemerintah dengan BIFF. Posisi festival ini dinilai juga menjadi poin penting dan langkah yang signifikan bagi pembuat film terutama film-film Asia.

Selama ini, BIFF juga selalu menjadi 'tangga' pertama untuk para sineas Indonesia, sebab sebagian besar sutradara yang debut di Busan akan mendapat kesempatan lebih banyak lagi di festival-festival film bergengsi lainnya di dunia. Oleh sebab itu, pemerintah akhirnya memutuskan untuk membuat kerjasama yang strategis agar menjadi pendorong karier para pembuat film di Indonesia.

"Posisi pemerintah menjadi fasilitator, tentu kami punya tugas mendorong diplomasi bagian dari seni dan industri. Dari perspektif pemerintah, strategi ini baik untuk industri film Indonesia. Tujuannya adalah ingin memperkenalkan pada dunia bahwa Indonesia ada di berbagai festival dunia. Kita ingin memberitahu juga kalau kita juga punya genre (film) yang beraneka ragam," papar Alex dalam konferensi pers Busan International Film Festival 2023, di Kemendikbudristek RI, Senin (2/10).

Film Indonesia Mulai Dilirik Sineas Dunia

Tak diragukan lagi bila image Busan International Film Festival 2023 sangat diakui oleh para sineas dunia. Apalagi setiap tahun berbagai film dari negara-negara di Asia berlomba-lomba untuk bisa masuk ke festival film ini. Tujuannya sebagai langkah awal industri perfilman mereka diakui oleh dunia.

Tahun ini, Indonesia pun menjadi salah satu negara ikut ambil bagian dari festival film bergengsi tersebut dan cukup banyak membawa film-film karya sineas muda untuk diputar di BIFF 2023. Ini tentu saja menjadi awal yang baik agar film Indonesia semakin dikenal di seluruh dunia   dari plot cerita hingga sinematografinya.

Produser film 24 Jam Bersama Gaspar, Yulia Evina Bhara mengatakan sekarang ini film-film Indonesia mulai dilirik. apalagi beberapa di antaranya sudah masuk festival film bergengsi lainnya. Renaissance of Indonesian Cinema adalah program yang dibuat ketika perwakilan BIFF bertemu dengan perwakilan Indonesia di ajang Cannes Film Festival 2023.

"Mereka mengatakan ingin mengapresiasi sinema Indonesia sebab Indonesia adalah salah satu negara yang karyanya mempengaruhi sinema Asia," kata Yulia.

Ia menambahkan beberapa sineas dunia juga mulai melirik untuk bekerjasama dengan Indonesia. Apalagi film Indonesia kerap menang di ajang kompetisi film dan series internasional.

"Jadi Indonesia ini menjadi perbincangan karena berbagai talent yang kita miliki seperti muncul film pendek-panjang, dan co-produksi dengan berbagai negara juga. Kita adalah salah satu yang paling diperbincangkan ketika ada di festival film, maka harus dijaga 'staminanya' agar bisa melahirkan lebih banyak talent-talent baru lagi," ujarnya.

Sementara itu, 15 film Indonesia tersebut rencananya akan diputar di Busan International Film Festival 2023 yang diadakan di Busan Cinema Center mulai hari ini 4 Oktober hingga 13 Oktober 2023 mendatang!

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS