Interest | Art & Culture

Mendengar Kembali 'My First Love' Vierratale: Hits demi Hits yang Lestari

Selasa, 20 Jun 2023 17:30 WIB
Mendengar Kembali 'My First Love' Vierratale: Hits demi Hits yang Lestari
Foto: Vierratale
Jakarta -

Kevin Aprilio menjadi nama besar pada saat ia berhasil menciptakan sebuah grup band yang tidak membutuhkan waktu lama untuk dicintai para remaja di Indonesia. Perkenalan dengannya sebagai pianis sekaligus anak dari orang tua musisi membuat ekspektasi atas karya-karyanya menjadi lebih tinggi.

Dengan membawa nama Vierra   sekarang berubah menjadi Vierratale-Kevin bersama Widy, Raka, serta Tryan terlihat sering manggung on air dan off air berkat beberapa hits single yang diambil dari album perdana mereka, My First Love.

My First Love yang dirilis pada tahun 2009 alias 14 tahun lalu sudah jelas menyimpan barisan hits yang tidak disangka berubah layaknya bom waktu yang siap meledak kapan saja. Total 12 lagu yang mereka hadirkan dalam album ini membuat rasa penasaran pun muncul: bagaimana kalau mendengarkan kembali My First Love di tahun 2023 dari lagu pertama sampai terakhir? Experience apa yang akan dirasakan? Semua pengalaman dan rasa dari setiap lagu tertuang lengkap di bawah ini.

Mendengar Kembali 'My First Love' dari Vierratale

Saya selalu ingat pernyataan Kevin yang menciptakan Vierratale dengan berangkat dari inspirasinya terhadap karya-karya Disney. Bagaikan sedang berada di dalam plot cerita Disney yang selalu identik dengan kisah cinta penuh polemik, My First Love terdengar sukses membawa inspirasi utama dari Kevin lewat lagu demi lagu.

Whole sound yang mereka hadirkan juga terbukti berhasil-berkat suara imut Widy, komposisi lagu ala Kevin, dan Raka sebagai gitaris yang mampu bermain tepat guna. Sebelum nonton penampilan Vierratale di CXO Media Live On Stage persembahan CXO Media pada 9 Juli 2023 di Beach City International Stadium, Ancol, ada baiknya kita membongkar gambaran lagu-lagu dari My First Love yang pastinya akan mereka bawakan di atas panggung nanti.

"Dengarkan Curhatku"
Tidak butuh waktu lama untuk memilih lagu ini sebagai kandidat track terbaik dari My First Love. Intro yang bergaung, kuatnya permainan piano Kevin, hingga chorus to the point untuk meminta jujur atas rasa cinta menjadi gambaran tepat dari "Dengarkan Curhatku". Pengulangan kalimat di dalam chorus sudah pasti menciptakan paduan suara setiap Vierratale tampil.

"Perih"
Track drum, piano, dan gitar yang menari-nari sebagai fondasi lantunan suara Widy menjadi nilai musikalitas yang kuat dari "Perih". Saya membayangkan semua tangan penonton akan diangkat sambil digerakkan ke kiri dan kanan sebelum akhirnya masuk ke chorus yang ingin tetap mencoba kuat di dalam cobaan hubungan cinta.

"Bersamamu"
Lantunan piano yang menjadi instrumen utama dari "Bersamamu" membawa kita seperti sedang menonton perjalanan cinta dari sebuah film Disney. Nomor romantis ini memiliki komposisi pelan tapi pasti yang dibangun mencapai klimaks di penghujung lagu. Ending-nya pun berakhir manis dan penuh semangat.

"No!"
Distorsi gitar langsung menyerang saat "No!" diputar yang tentunya berkat faktor dari background musik Raka sendiri. Lirik bahasa Inggris dipilih Kevin untuk lagu ini dengan penulisan yang simple. Titik seru lainnya ada dari permainan drum Tryan yang membawa New Wave-esque di bagian chorus. Seharusnya lagu ini bisa lebih terkenal lagi.

"Terbang"
Saya sempat tertipu saat mendengar lagu ini. Ternyata ada twist di bagian intro-tidak hanya soal komposisi musiknya, tapi ada vokal Tryan di dalamnya. Bisa dibilang lagu ini membawa tren yang lagi dijaga setelah lagu "No!" yang cukup nge-rock. Inilah salah satu hal yang disadari setelah mendengar My First Love berurutan dari awal hingga terakhir.

"To Nessa"
Nah, inilah lagu yang sangat Disney dari Vierratale. Liriknya menceritakan sebuah kisah cinta yang dibalut musik ala Disney sehingga menjadi satu paket lengkap story telling tentang fairytale oleh Widy. Adanya ad-lib di tengah lagu semakin membuat "To Nessa" seperti dongeng yang siap menemani malam kamu sambil berkhayal.

"Rasa Ini"
Ada treatment yang sama dalam "Rasa Ini" seperti "Bersamamu". Bait pertama yang hanya diiringi piano sudah membuat lagu ini sangat nyaman di telinga. Tapi ketika kita dibawa masuk ke dalam chorus, saya sangat senang mendengar suara Widy yang terdengar seperti menggunakan teknik mixing double tracking sehingga membuat suaranya yang tipis menjadi lebih bold dan memorable. Manis sekali.

"Jadi Yang Kuinginkan"
Nomor energik yang memang tidak sekeras "Terbang" atau "No!", tapi sudah cukup membuat para penonton bergoyang saat dimainkan di atas panggung. Tidak ada yang terdengar salah atau kurang dari "Jadi Yang Kuinginkan". Vierratale berhasil menciptakan lagu anthemic yang layak menjadi encore mereka.

"Tears"
Jika menutup mata lalu mendengarkan "Tears", maka seperti sedang mendengar band post-hardcore/emo yang pada saat My First Love dirilis, memang sedang berada di era peak genre tersebut. Mungkin Vierratale terinspirasi dari sana mengingat latar belakang beberapa personil yang terlebih dahulu bermain di skena post-hardcore Jakarta pada masanya.

"Manusia"
Ada aura New Wave di awal "Manusia", lalu disambut sayatan gitar Raka yang sempat memberikan harapan besar untuk jadi jagoan dalam komposisi lagu ini. Namun ternyata Vierratale malah membawa kita ke zona nyaman karena "Manusia" terdengar sangat catchy dalam bentuk sederhana.

"Seandainya"
Sepertinya sudah tidak terlalu perlu dijelaskan tentang lagu "Seandainya". Nomor paling perfect dari rangkaian lagu My First Love. Semua personil Vierratale paham bagaimana mengeluarkan skill terbaik mereka dalam porsi yang tepat. Saya yakin kalian juga setuju dengan statement ini: tidak ada kekurangan yang bisa didengar dari "Seandainya".

"Bintang"
Lirik yang penuh harap untuk bintang jatuh untuk mengabulkan permohonan sangat menggambarkan gambaran lirik Vierratale. "Bintang" yang dipilih sebagai nomor pamungkas memang tidak sebaik lagu-lagu sebelumnya, tapi setidaknya tetap menunjukkan inspirasi utama Vierratale.

Mendengar kembali My First Love dari Vierratale memberikan satu kesimpulan bahwa mereka telah menjadi unit mesin hits demi hits yang lestari bahkan hingga hitungan belasan tahun. Setiap festival musik yang membawa mereka sebagai performer pun selalu menjanjikan aksi panggung yang optimal.

Itulah kenapa Vierratale menjadi bagian CXO Media Live on Stage persembahan CXO Media yang akan digelar pada 9 Juli 2023 di Beach City International Stadium, Ancol bareng TAEYONG dan Raissa Anggiani!

Bagi kamu yang masih belum mendapatkan tiket, yuk beli tiketnya sekarang juga melalui event.detik.com untuk mengamankan spot agar bisa bertemu langsung idolamu. Untuk informasi lebih lanjut, kamu dapat mengunjungi Instagram CXO Media.

[Gambas:Audio CXO]

(tim/DIR)

Author

Timotius P

NEW RELEASE
CXO SPECIALS