Interest | Art & Culture

Barasuara: Tentang Merayakan Fana dan Pesan untuk Muda-mudi

Jumat, 03 Mar 2023 14:29 WIB
Barasuara: Tentang Merayakan Fana dan Pesan untuk Muda-mudi
Foto: Barasuara
Jakarta -

Selalu memberikan energi yang luar biasa setiap tampil di berbagai acara dan festival musik Indonesia, Barasuara yang merupakan grup musik dengan personil Iga Massardi, TJ Kusuma, Gerald Situmorang, Marco Steffiano, Asteriska, dan Puti Chitara sedang marak-maraknya "Merayakan Fana" bersama para penggemarnya.

Melalui pre-release single-nya, Barasuara hadir di CXO Media untuk berbincang-bincang mengenai lagu barunya ambil diselingi candaan santai bahkan menjamah dapur kami untuk program Relate yang kini dapat disaksikan pada kanal YouTube CXO Media.

Barasuara untuk "Merayakan Fana" 

Meskipun tidak lengkap, TJ Kusuma, Iga Massardi, Gerald Situmorang dan Puti Chitara menyempatkan waktu untuk duduk dan berbicara tentang musik dan Barasuara sebagai grup musik yang kini tengah riuh digemari oleh anak-anak muda.

Ketika Barasuara hadir, nama kalian langsung bersinar. Apa sisi keunikan Barasuara as a group di mata kalian?
Gerald Situmorang: kalo menurut gue mungkin band ini kombinasinya kan lengkap kombinasinya ada cewek-cowok dan setiap orang memiliki karakternya masing-masing, jadi setiap orang tuh keliatan perbedaannya. Jadi, para pendengar tuh kayak punya biasnya masing-masing, hal ini tuh di luar konteks musik ya. Ibaratnya kayak punya bias masing-masing lah.

TJ Kusuma: Dan kalo dari sisi musik juga ya kita semua punya karakteristik musik yang berbeda-beda gitu. Jazz, rock, J-Pop, Pop US, dan lain-lain.

Selamat ya untuk rilis "Merayakan Fana", kalo boleh tau proses untuk membuat lagu ini kan sampe 2 tahun lamanya, ada gak suatu momen yang paling berkesan gak pas bikin lagu ini?
TJ Kusuma: Saat itu kita abis manggung dari Soundrenaline dan kita di mobil lagi otw mau ke studio mas Erwin Gutawa dan kita jadi enggak bisa ngeluapin emosi dengan sempurna cuma lewat chat aja kita kayak teriak-teriak di chat gitu.

Iga: Kita juga kan bikin lagu itu gak langsung jadi, alias parsial dan ngejalanin bikin lagu ini selama 2 tahun tuh kita nemu intronya dulu, terus verse-nya dan bahkan terbalik-terbalik. Lalu pas unlock final level-nya tuh pas udah sama mas Erwin, kayak universe-nya langsung kebuka kayak missing puzzle yang udah ketemu. Ibaratnya kayak epiphany.

Apa kesulitan terbesar dalam pembuatan single "Merayakan Fana"?
Gerald Situmorang: Sebenernya kesulitannya tuh bukan kayak kebingungan enggak tahu mau ngapain, tapi kayak yang Iga bilang, lagu ini tuh berkembang selama 2 tahun sampe selama ini tuh kita bisa nambah-nambahin. Dan tantangannya adalah karena kita adalah anak band banget. Tapi karena adanya orkestra, lagu ini harus disusun agar semuanya imbang dalam hal instrumen, orkestra, dan vokalnya.

Puti Chitara: Iya sih, tantangannya waktu pengerjaaan, proses penyelesaiannya. Karena pengennya sih punya target tapi namanya berkarya kan kita enggak bisa maksain. Dengan nature-nya Bara, butuh waktu lama tuh bukan karena mau sok-sokan tapi karena kita emang membuat karya yang satu ini biar lebih mateng aja.

Pesan untuk anak-anak muda yang mau mulai terjun ke dunia musik dong!
Iga Massardi: Musik tuh dunia yang penuh dengan euforia like glitter and gold. Tapi sebenernya semua musisi yang berhasil itu tuh gak terjadi hanya dalam satu atau dua tahun, tapi perjuangannya bisa sepuluh atau belasan tahun. Intinya gak segampang itu untuk berada di titik kesuksesan. Jadi, jangan ngeliat ujungnya, tapi liat awal dan proses yang mereka jalanin. Semuanya harus dengan step by step dan trust the process.

Puti Chitara: Kalo menurut gue, buat yang masih muda ya just do your best, buat karya terbaik yang bisa dilakukan, latihan, konsisten, dan sosialiasi karena itu penting banget. Sebagai tambahan, karena sekarang sudah banyak platform yang bisa diakses ya coba untuk digunakan sebagai bentuk extra effort dengan menggunakan social media, serta jangan lupa juga untuk berdoa.

Gerald Situmorang: Kalo dari gue sih, jangan buru-buru. Kalau mau bikin sesuatu atau apapun itu, jangan buru-buru, karena proses setiap orang itu berbeda-beda dan jangan merasa dikejar oleh waktu. Karena yang paling penting adalah menjadi konsisten. Ibaratnya kayak RAN pertama kali ngeluarin lagu itu Pandangan Pertama langsung meledak, tapi mereka tetep konsisten untuk ngejalanin dan membuat karya sampe sekarang. Kalo misal lo pikir lo belom puas sama hasil karya lo ya jangan dipaksain, coba ditunggu dan riset lagi untuk ditambahin. Siapa tau jadi lebih bagus. Lagi-lagi ya, trust the process.

TJ Kusuma: Udah sangat setuju sih sama semuanya, tapi tolong ya kalo dari gue sih untuk kalian para pemusik ya harus beli tuner. Kalian tetep harus perhatiin untuk jangan sampe karya udah bagus tapi nanti hasilnya atau pas perform-nya gak bagus karena fals. Oh iya, jangan terpaku juga untuk menggunakan gear yang bagus hanya untuk bikin suatu karya. Karena kalo kalian pake gitar atau keyboard yang paling mahal sekalipun kalo kalian gak punya skill yang mumpuni juga ya sama aja. Pokoknya ya belajar teruslah, jangan pernah berhenti mencari ilmu.

(DIP/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS