Interest | Art & Culture

Sukses Digelar, Seventh BaCAA Beri Penghargaan Kepada Seniman Muda

Senin, 15 Aug 2022 13:00 WIB
Sukses Digelar, Seventh BaCAA Beri Penghargaan Kepada Seniman Muda
Penampilan dari Perempuan Pengkaji Seni di Seventh BaCAA Foto: Anastasya Lavenia - CXO Media
Jakarta -

Malam penganugerahan seni Bandung Contemporary Art Awards ketujuh atau Seventh BaCAA berhasil dilangsungkan pada hari Jumat, 12 Agustus 2022. Seventh BaCAA merupakan ajang penganugerahan yang dikelola oleh ArtSociates bersama Lawangwangi Creative Space. Sejak diselenggarakan pertama kali tahun 2010, BaCAA bertujuan untuk memberi kesempatan bagi young and emerging artists untuk mempromosikan karya mereka dan memajukan keterlibatan mereka di kancah seni baik di tingkat regional maupun internasional.

Menurut Direktur ArtSociates, Andonowati, mempromosikan karya seniman di kancah regional dan internasional adalah usaha penting agar para seniman bisa memiliki karir yang berkelanjutan. "Penting untuk mempromosikan karya para seniman agar mereka bisa punya karier dan independen ke depannya, (sehingga) bisa menjadi seniman yang tidak harus jadi bagian dari institusi tertentu dan bisa sustain," ucapnya pada konferensi pers Jumat (12/8) kemarin.

Peran penting BaCAA dalam keberlangsungan karir seniman tergambarkan salah satunya melalui prestasi Eddy Susanto yang merupakan pemenang dari BaCAA #2. Tahun ini, Eddy Susanto berkesempatan untuk menggelar pameran tunggal pertamanya di Eropa dengan judul karya The Allegory: Java of Dante. Karya tersebut dipamerkan di Giudecca Art District, Gallery One, Venesia, Italia.

.Para Pemenang Seventh BaCAA/ Foto: BaCAA

Sementara itu, para juri juga menekankan betapa pentingnya penghargaan ini bagi perkembangan seni kontemporer di Indonesia. "Penghargaan ini exciting karena ini bukan hanya soal uang atau prestige, tapi juga soal memberikan dukungan dan menyediakan infrastruktur bagi seniman kontemporer," ucap Aaron Seeto, salah satu juri BaCAA sekaligus Direktur Museum MACAN.

Setelah proses penilaian selama 1 bulan, para juri akhirnya memilih 15 finalis dari ratusan perupa yang mengirimkan submisi. 15 finalis tersebut adalah Aditya DP & Amajid Sinar, Arief Budiman, Asmo Adji, Candrani Yulis, Fransisca Retno Setyowati, Kartika Oktarina, Muhammad Sabiq Hibatulbaqi, Nesar Easar, Oberlan Monre, Patriot Mukmin, Perempuan Pengkaji Seni, Riyan Kresnandi, Rizal N. Ramadhan, Suvi Wahyudianto, dan Victoria Kosasie.

Karya para finalis mengangkat isu yang beragam   mulai dari kesetaraan gender, relasi manusia dengan teknologi, hingga fenomena wabah COVID-19. Selain itu, keterlibatan perupa yang cukup merata dari segi geografis juga menjadi sesuatu yang digarisbawahi, ditandai dengan beberapa finalis yang berasal dari Yogyakarta dan Surabaya. Namun, para juri cukup menyayangkan jumlah perupa perempuan tahun ini yang sangat sedikit   submisi didominasi perupa laki-laki dengan persentase sebanyak 90 persen. Meski demikian, karya dari para perupa perempuan tahun ini menawarkan konsep yang kuat dan menggugah.

.Penampilan Victoria Kosasie dalam BaCAA/ Foto: Anastasia Lavenia - CXO Media

Para Pemenang BaCAA

Dari 15 karya yang ditampilkan, para juri memilih tiga karya terbaik untuk dianugerahi uang tunai sebesar Rp 100 juta, residensi seni di Intermondes, la Rochelle, Perancis, dan art trip ke pusat seni rupa internasional. Penghargaan art trip diberikan kepada Victoria Kosasie atas karya performans-nya yang berjudul BASINS. Selanjutnya, penghargaan residensi seni diberikan kepada Patriot Mukmin atas karyanya yang berjudul Discourses of the Disease. Kemudian, penghargaan uang tunai sebesar Rp100 juta diberikan kepada Perempuan Pengkaji Seni atas karya performans mereka yang berjudul Rotary.

Melalui karya Discourses of the Disease, Patriot Mukmin mengangkat wacana yang bergulir di masa pandemi. Patriot Mukmin menyadari bahwa permasalahan yang muncul ketika pandemi bukan hanya soal memutus rantai COVID-19, tapi juga memutus rantai berita bohong. Ia mengajak para pengguna media sosial untuk bersama-sama mendekonstruksi kebohongan-kebohongan tentang COVID-19. Selain itu, ia juga mendokumentasikan lokasi dan aktivitasnya selama dua tahun selama masa pandemi ke dalam ratusan QR Code. Patriot Mukmin pun mengapresiasi BaCAA yang membuka kesempatan bagi seniman baru. "Juri-jurinya itu begitu terbuka, open-minded, lalu definisi seninya cair banget dan gak saklek," ungkapnya.

Berikutnya melalui karya performans yang berjudul BASINS, Victoria Kosasie membacakan sebuah teks serupa surat seorang ibu kepada anak perempuannya yang berisi petuah atau wejangan untuk menjadi sosok "perempuan baik-baik". Sebagai perempuan yang tumbuh besar dalam tradisi Jawa, Victoria merenungkan konstruksi gender yang diwariskan kepadanya melalui adat dan budaya. Victoria membacakan teks tersebut dengan posisi tubuh berbaring menghadap air yang menetes dari sebuah wadah yang lama kelamaan membasahi segenap tubuhnya.

.Victoria Kosasie/ Foto: BaCAA

"Saya mencoba menyusun kerangka kerja feminis yang inklusif terhadap semua perempuan, terutama perempuan Indonesia. Tapi karena saya tidak bisa-dan tidak berhak-untuk merepresentasikan semuanya di sini, saya memulainya dengan menggali pengalaman perempuan di dalam keluarga saya sendiri, mulai dari ibu saya hingga nenek saya," ucap Victoria.

Selanjutnya, Perempuan Pengkaji Seni menghadirkan karya performans berjudul Rotary yang menyoroti isu gender dalam konteks kondisi kerja buruh perempuan di pabrik garmen. Dalam performans mereka, lima orang perempuan duduk melingkar di bangku-bangku dengan mesin jahit jinjing di pangkuan masing-masing. Tak ada percakapan atau interaksi apapun di antara mereka, hanya gemuruh suara mesin jahit yang intens dan berulang. Gestur ini merupakan simbol dari kepatuhan dan keseragaman di antara buruh perempuan maupun perempuan lainnya yang terkungkung oleh kerja-kerja domestik.

Ketiga karya di atas memang sangat layak untuk diberi penghargaan. Tapi di luar itu, karya para finalis lainnya juga sangatlah menarik dan patut untuk diapresiasi. Karya-karya mereka masih bisa dikunjungi pada pameran yang akan berlangsung hingga 18 September 2022 di Lawangwangi Creative Space. Selamat kepada para pemenang Seventh BaCAA!

[Gambas:Audio CXO]

(ANL/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS