Interest | Art & Culture

5 Film yang Bisa Kamu Tonton di Hari Kemerdekaan

Minggu, 14 Aug 2022 14:00 WIB
5 Film yang Bisa Kamu Tonton di Hari Kemerdekaan
Film-film kemerdekaan Foto: CXO Media
Jakarta -

Semakin tua usia, rasanya hari ulang tahun semakin bergeser dari perayaan hura-hura menjadi momen untuk merenungkan kedewasaan. Negara pun juga demikian, semakin dewasa usianya maka semakin banyak sejarah dan pencapaian yang bisa dirayakan ataupun direnungkan. Biasanya, bulan Agustus dipenuhi dengan perayaan yang kental dengan semangat '45, mulai dari mengikuti upacara bendera, mengikuti lomba-lomba khas 17an, hingga menikmati bazar atau pesta rakyat yang diadakan. Tapi, ada berbagai cara lainnya untuk merayakan dan memaknai Hari Kemerdekaan, salah satunya dengan menonton film.

Kisah-kisah mengenai perjuangan menjelang kemerdekaan sudah banyak diangkat ke layar lebar, biasanya dengan mengangkat pahlawan nasional. Tokoh-tokoh seperti Kartini, Soekarno, Jenderal Soedirman, dan Tjokroaminoto pun sukses menghiasi layar bioskop. Selain film berdasarkan pahlawan nasional, banyak juga film yang mengisahkan momen-momen menjelang kemerdekaan seperti Trilogi Merdeka (Merah Putih, Darah Garuda, dan Hati Merdeka), Perburuan, dan Battle of Surabaya.

Semua film di atas tentunya adalah film yang patut untuk diapresiasi, apalagi karena film-film tersebut membawa semangat nasionalisme ke dalam sebuah karya yang bisa dinikmati oleh banyak orang. Akan tetapi, Hari Kemerdekaan agaknya bisa juga dirayakan dengan merenungkan apa saja yang sudah dilalui oleh bangsa ini   baik sisi terang maupun sisi gelapnya. Maka dari itu dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Indonesia, kami merangkum film-film yang bisa kamu tonton untuk merenungkan kembali makna kemerdekaan!

.Bumi Manusia/ Foto: Falcon Pictures

Bumi Manusia (2019)

Bumi Manusia adalah film karya Hanung Bramantyo yang diangkat dari novel Tetralogi Buru karangan Pramoedya Ananta Toer. Film yang dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan, Mawar Eva de Jong, dan Sha Ine Febriyanti ini sukses memperkenalkan Bumi Manusia kepada generasi muda. Bumi Manusia sendiri berkisah tentang seorang pemuda pribumi keturunan ningrat bernama Minke. Ia menempuh pendidikan di Hogere Burgerschool bersama dengan anak-anak keturunan Eropa dan elite pribumi. Minke sangat mengagumi budaya Eropa, sementara menurutnya budaya Jawa sangatlah terbelakang. Sampai akhirnya, ia menyadari bahwa bangsa Eropa adalah penindas.

.Surat dari Praha/ Foto: IMDb

Surat dari Praha (2016)

Meski dikemas sebagai drama keluarga, tapi Surat dari Praha adalah salah satu film yang mengangkat pengalaman warga Indonesia yang tidak bisa pulang ke negaranya akibat situasi politik tahun 1966. Film ini bercerita tentang Larasati (Julie Estelle) yang berusaha memenuhi wasiat ibunya untuk mengantarkan sebuah kotak dan sepucuk surat untuk seseorang bernama Jaya (Tio Pakusadewo) di Praha. Jaya sendiri merupakan mahasiswa ikatan dinas yang diberangkatkan ke Praha. Namun karena ia menolak Orde Baru, status kewarganegaraan Jaya dicabut dan ia diasingkan. Oleh karena itulah, hubungan Jaya dengan Larasati kandas. Film besutan Angga Dwimas Sasongko ini juga terinspirasi dari lagu-lagu Glenn Fredly seperti "Menanti Arah" dan "Sabda Rindu".

.Gie/ Foto: Miles Films

Gie (2005)

Gie adalah sebuah biopic yang mengisahkan aktivis pada masa pemerintahan Soekarno, Soe Hok Gie. Film ini diangkat dari buku Catatan Seorang Demonstran yang ditulis oleh Soe Hok Gie sendiri. Gie (Nicholas Saputra) sendiri berasal dari keluarga keturunan Tionghoa-Indonesia kelas menengah ke bawah. Pada saat itu, Gie merasa pemerintahan Soekarno tidak memberikan kesejahteraan untuk masyarakat kelas bawah, ia dan teman-temannya pun memimpin gerakan untuk menuntut perubahan. Selain itu, Gie juga dikenal akan kecintaannya terhadap alam. Ia adalah salah satu mahasiswa yang turut merintis organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA). Film ini disutradarai oleh Riri Riza dan dibintangi oleh Nicholas Saputra sebagai Soe Hok Gie.

.Susi Susanti: Love All/ Foto: Time International Films

Susi Susanti: Love All (2019)

Bulu tangkis telah menjadi cabang olahraga yang banyak menarik perhatian warga Indonesia, sebab berkali-kali sudah atlet bulutangkis mengharumkan nama Indonesia. Salah satunya ialah Susi Susanti yang mencetak sejarah sebagai peraih medali emas pertama dalam Olimpiade Barcelona di tahun 1992. Susi Susanti: Love All menceritakan perjalanan Susi Susanti (Laura Basuki) sebagai atlet yang akhirnya mendapat pengakuan dunia. Tak hanya itu, film ini juga mengangkat diskriminasi terhadap etnis Tionghoa yang terjadi pada era Orde Baru. Meski Susi telah membawa harum nama Indonesia, tapi nyatanya ia juga tidak lolos dari diskriminasi ras yang tumbuh kuat pada masa itu.

.Jagal/ Foto: Final Cut For Real

Jagal (2012)

Mungkin dibandingkan film-film lainnya, Jagal tidak terlalu membawa euforia kemerdekaan. Pasalnya, film ini mengangkat sejarah kelam bangsa Indonesia yang terjadi pasca 1965. Tapi, Jagal adalah bagian penting dari sejarah Indonesia yang rasanya terlalu penting untuk tidak disaksikan. Jagal merupakan film dokumenter yang menceritakan peristiwa ketika anggota Partai Komunis Indonesia diburu. Menariknya, peristiwa tersebut diceritakan dari perspektif seorang preman bernama Anwar Congo yang ikut memburu dan membunuh para tertuduh komunis. Anwar Congo pun akhirnya mendapatkan posisi tinggi dalam Pemuda Pancasila, organisasi masyarakat yang memiliki kekuatan besar di era Orde Baru.

Apabila kalian ingin merasakan sensasi perayaan kemerdekaan yang berbeda, film-film di atas bisa menjadi pilihan. Film-film di atas memiliki peran yang penting sebagai pengingat akan hal-hal yang sudah dilalui oleh negara ini dan warganya. Semoga, rekomendasi ini bisa membuat merayakan Hari Kemerdekaan menjadi lebih bermakna. Sebab, mencintai negara bukan berarti melupakan sejarahnya bukan?

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS