Interest | Art & Culture

Budaya Korea Dalam 20 Tahun Terakhir

Jumat, 14 Jan 2022 15:36 WIB
Budaya Korea Dalam 20 Tahun Terakhir
Foto: GettyImages AMA CREATOR, TAESOENG KIM, SCOTT DUDELSON
Jakarta -

Perkembangan budaya Korea semakin pesat setiap tahunnya, yang semakin lama dinamakan Hallyu atau Wave of Flow di dalam bahasa Korea. Dimulai di era 90an dimana strategi pengembangan yang dipimpin industri kreatif mulai diperkenalkan, dimana dimulai dukungan pemerintah untuk memajukan budaya, seni, media, dan berbagai bisnis di industri kreatif. Salah satu yang paling berpengaruh adalah K-pop dan K-drama, dimana perkembangannya hingga kini tidak berhenti, dan sudah merebak ke berbagai lapis masyarakat.

Pada tahun 1992, pertama kali muncul Seo Taiji & Boys, sebuah kelompok hip-hop yang musiknya dipengaruhi oleh New Jack Swing dan berbagai musik barat lainnya seperti rock, rap dan heavy metal. Generasi yang lebih tua kurang bisa menerima jenis musik yang dibawa tetapi sangat populer di kalangan generasi yang lebih muda. Seo Taiji & Boys selalu ada di music chart dan menjual hampir 1,7 juta kopi. Jenis fashion yang dibawa oleh grup tersebut diikuti oleh banyak remaja pada masanya, dan lagu-lagu berikutnya pun memberikan banyak pengaruh kepada K-pop pada masa itu hingga pada saat ini.

Kepopuleran Seo Taiji & Boys mengubah industri musik Korea pada masanya dan membuka berbagai jalan untuk grup-grup berikutnya. Salah satu grup yang fenomenal pada saatnya setelah Seo Taiji & Boys adalah H.O.T, kependekan dari Hi-Five of Teenagers dibawah SM Entertainment yang didirikan oleh Lee Soo-man, dimana lagu-lagu H.O.T yang sudah menjalani pelatihan, etika, perilaku, bahasa, dan tata cara menghadapi media. Semakin berkembang industrinya, semakin banyak juga grup yang terbentuk seperti Turbo, S.E.S, Shinwa, g.o.d, dan banyak lainnya. Setelah Seo Taiji & Boys bubar, salah satu membernya Yang Hyun-suk mendirikan YG Entertainment pada tahun 1996 dengan fokus mengenalkan jenis musik hip-hop ke kalangan yang lebih mainstream. Pada Tahun berikutnya, Park Jin-young juga mendirikan JYP Entertainment. Ketiga agensi ini nantinya akan menjadi tiga agensi teratas atau biasa disebut "The Big Three" dan artis-artisnya akan selalu ada di berbagai chart musik.

.Foto: Getty Images



Di Tahun 1997 pemerintah Korea Selatan akhirnya memberikan dana ke industri kreatif setelah krisis keuangan di Asia. Disaat yang bersamaan, budaya idol ini sudah sangat berkembang sehingga membuat persaingan sangat ketat dan menjadikan kesempatan menjadi para trainee semakin kecil. Budaya idol ini mulai berkembang ke negara-negara tetangga seperti Cina & Jepang. Kepopuleran Kwon Bo-Ah atau biasa dikenal sebagai BoA dibawah naungan SM Entertainment pada tahun 2000an membuktikan bahwa budaya K-pop sudah mulai berada di tahap internasional. Era tahun 2000an merupakan momentum yang penting bagi industri idol, dimana bermunculan TVXQ, BIGBANG, Girls' Generation (SNSD), 2NE1, 2PM, Wonder Girls dan Super Junior.

BoA yang sudah membuka jalan untuk ranah K-pop di Jepang semakin diperkuat dengan kemunculan TVXQ dengan lagu "Purple Line" pada tahun 2008 yang menjadi lelaki Korea Selatan pertama yang menduduki Oricon chart, yang merupakan sejenis Billboard singles chart di Amerika Serikat. Sejak saat itu, TVXQ tetap konsisten menjaga kepopulerannya di Jepang yang merupakan market industri musik kedua terbesar di dunia. Selain TVXQ, Wonder Girls juga meraih kepopuleran di Amerika Serikat dengan menjadi pembuka bagi tur Jonas Brother di tahun 2009. Para agensi idol ini pun sudah membuka pintu yang lebih luas, dengan menerima idol yang bukan lokal orang Korea seperti 2PM dengan Nickhun yang memiliki darah Thailand, Super Junior dengan Henry dan Hangeng yang merupakan orang Cina. Salah satu tujuan menerima artis-artis tersebut juga untuk membuka pintu popularitas di negara masing-masing asal mereka, dan memudahkan berinteraksi dengan media lokal. Dikarenakan budaya idol ini juga lah banyak yang sudah audisi dan menjadi trainee sejak usia muda, mengharapkan bisa debut secepatnya sehingga tidak dianggap terlalu tua ketika mulai menjadi artis.

Pada saat BoA mengambil alih market Jepang, K-drama juga mulai membuktikan kemampuannya dengan drama-drama seperti Full House, Endless Love, Winter Sonata yang terkenal dan ditayangkan di berbagai negara. Bukti nyata bahwa drama-drama ini memberikan efek yang signifikan adalah dengan adanya patung karakter dari drama Winter Sonata. Walaupun sudah 20 tahun sejak drama tersebut tayang, tapi masih memikat berbagai turis dari berbagai negara. Dengan tidak adanya kekerasan dan unsur seksual di dalamnya sangat menolong penyebaran popularitas ke negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi atau Turki. Berdasarkan laporan dari Korean Culture and Information Service pada tahun 2011 menyatakan bahwa K-drama memberikan pengaruh kepada gaya hidup dan perilaku konsumen yang sangat dipengaruhi oleh karakter fiksi dari drama yang ditonton.

Walaupun sudah meraih berbagai kesuksesan, tetapi industri musik Korea Selatan memiliki kekurangannya sendiri. Sistem masa pelatihan (training) yang tidak menentu memaksa para peserta untuk hanya boleh fokus pada pelatihan, tidak ada lagi waktu untuk diri sendiri maupun sekolah. Debut yang tidak jelas dan tentu kapan, mengakibatkan banyak calon idol yang menyerah dan kembali menjalani hidup seperti masyarakat biasa. Ketika sudah debut dan dikenal oleh publik, tata krama, etika, cara berbicara semua akan diatur dan tidak boleh menimbulkan skandal. Hubungan pribadi artis juga diatur oleh agensi tempat mereka bernaung, dimana banyak agensi yang tidak memperbolehkan artisnya untuk berpacaran. Banyak juga artis yang memutuskan untuk hengkang dari grupnya seperti TVXQ yang awalnya memiliki 5 anggota tetiba menjadi 2, Atau Wonder Girls yang mengalami pergantian anggotanya selama beberapa kali. Drama juga dianggap memberikan pengaruh yang negatif seperti bagaimana lelaki Korea harus terlihat dan berpenampilan, cara perempuan Korea berbicara, dan stereotip lainnya.

Pada era tahun 2010an dimana semakin banyak orang memiliki akses ke internet baik di smartphone atau pun di rumah, semakin mudah orang-orang untuk mengakses drama, film, dan musik Korea Selatan. Di saat bersamaan, tiga agensi idol terbesar semakin membesarkan namanya dan mendebutkan grup musik yang lebih banyak. K-pop mulai diperkenalkan di berbagai lapisan masyarakat saat Gangnam Style oleh PSY ada dimana-mana. Gangnam Style menjadi video musik pertama yang ditonton sebanyak 1 miliar dan mengubah Billboard Chart 100 untuk menyertakan jumlah penonton di YouTube sebagai cerminan bagaimana masyarakat mengkonsumsi musik.

Adanya K-pop juga memberikan keuntungan bagi agensi dan artisnya itu sendiri. Salah satunya dengan anggota BIGBANG yaitu G-Dragon, menjadi idol yang membuka jalan bagi sesama idol lainnya untuk menjadi brand ambassador bagi brand mewah seperti Chanel. Brand-brand mewah selain Chanel pun mengikuti cara ini dikarenakan jumlah fans brand ambassador tersebut. Salah satunya Dior ketika merekrut Jisoo dari Blackpink sebagai brand ambassador-nya, penjualannya meningkat sebanyak 250% di Korea Selatan pada tahun 2020.

.Foto: Getty Images



Di dalam ranah K-drama pun perkembangan semakin marak disebabkan oleh adanya streaming service seperti Viki dan DramaFever yang mempermudah penonton untuk mengakses K-drama online secara legal dengan teks bahasa Inggris. K-drama yang biasa ditayangkan di saluran TV lokal seperti SBS atau KBS sekarang pun sudah masuk streaming service seperti Netflix, ditayangkan setelah episode tertentu ditayangkan di saluran TV lokal. Tahun 2013 merupakan tahun yang momentum bagi industri K-drama, karena drama seperti My Love from the Star dan That Winter, the Wind Blows mengambil hati penonton internasional, ditambah lagi dengan kemunculan Goblin dan Descendants of the Sun di tahun 2016. Perkembangan K-drama pun semakin meluas ketika Netflix merilis K-drama pertamanya di tahun 2019 yaitu Kingdom yang memikat lebih banyak lagi penonton. Pada tahun 2020, kepopuleran Crash Landing on You dan It's Okay to Not Be Okay meningkatkan jumlah peminat K-drama sebanyak empat kali lipat.

Tentunya dengan semakin populernya K-drama di ranah internasional tidak hanya menarik semakin banyak turis, tetapi banyak yang bermigrasi ke Korea Selatan. Jika bagi para idol mengadakan konser di negara-negara lain adalah cara bertemu dengan para fans, aktor dan aktris biasanya mengadakan fan meeting yang diisi dengan ngobrol-ngobrol dengan bantuan penerjemah. Menurut Korea Times, sebanyak 4.9% orang asing tinggal di Korea Selatan pada tahun 2019. Keinginan belajar bahasa Korea bagi orang asing pun meningkat disebabkan oleh terpapar drama, musik, dan juga film. Budaya Korea yang terpapar pun menyebabkan meningkatnya keinginan untuk bermukim di Korea bagi sebagian orang.

Sayangnya dengan semua pencapaian yang sudah diraih oleh berbagai kelompok maupun penyanyi solo tersebut, tetap saja skandal tidak bisa dihindari. Pacaran, mengemudi dalam keadaan mabuk, bully dalam grup, penggunaan obat terlarang, dan banyak lainnya. Banyak agensi yang tidak segan-segan untuk mengeluarkan idol yang melanggar aturan yang diberikan oleh pihak agensi, karena dianggap merugikan tidak hanya diri sendiri tetapi juga anggota grup lainnya maupun agensi tempat mereka bernaung. Semakin berkembangnya industri K-pop pada era ini juga memiliki dampak negatif pada grup dari agensi yang lebih kecil. Kurangnya paparan dan perhatian yang diberikan oleh penggemar terkadang mengakibatkan grup ini bubar setelah sekian waktu. Bagi para penggemar idol yang terbiasa mendapatkan fan service yang maksimal membuat mereka semakin terobsesi dan meningkat pula keinginan untuk menjelajahi Korea Selatan. Budaya stan Twitter, atau perkumpulan orang-orang di Twitter yang menyukai satu individu atau group yang sama dan sesama fans berinteraksi secara online, berdiskusi perihal topik yang berhubungan dengan penyanyi, aktor, atau kelompok kesukaan mereka. Menjadi sebuah wadah untuk fangirling atau fanboying bagi sebagian kalangan, namun semakin banyaknya fans di masa kini semakin banyak juga yang menjadi toxic di ranah tersebut. Bagi aktor dan para idol ini pun memiliki penggemar yang berlebihan atau biasa disebut sasaeng, dimana mereka akan meneror dan melanggar batasan privasi para idol untuk menjadi lebih dekat. Banyak juga sasaeng yang memiliki keinginan untuk melukai idol kesukaan mereka. Agensi pun meningkatnya keamanan bagi para idolnya, dan mengambil tindakan secara legal pada para sasaeng untuk melindungi dan menjamin keamanan artisnya. Para idol sendiri menyuarakan ketidaknyamanan mereka di media sosial pribadi mereka, meminta penggemar untuk tidak melewati batas hubungan antara idol dan penggemar.

Terlepas dari kekurangan yang ada dalam industri hiburan Korea, perkembangannya dalam mengakui keberadaan fans internasional patut diapresiasi. Apresiasi yang diberikan bisa dalam berbagai bentuk salah satu contohnya konten di kanal resmi akun YouTube mereka. Konten yang diberikan biasanya terinspirasi dari obrolan penggemar di Twitter, atau belajar bahasa asing selain bahasa Inggris, Jepang, dan Cina untuk berkomunikasi dengan penggemar dari negara lain, contohnya NCT yang memiliki konten belajar bahasa Indonesia di YouTube. BIGBANG yang memenangkan Worldwide Act di MTV Europe Music Award pada tahun 2011. GOT7 menjadi grup Korea pertama yang mengadakan konser di Rusia. Blackpink menjadi grup perempuan Korea pertama yang tampil di Coachella pada tahun 2019. Perkembangan musik Korea semakin meluas dibuktikan dengan kepopuleran BTS yang menjadi pintu masuk bagi para penggemar baru. BTS yang sudah menjajaki ranah internasional dan memiliki jutaan fans di seluruh dunia bisa dibuktikan dengan kemenangan BTS di American Music Awards untuk kategori Lagu Pop Favorit. Sebagai dukungan dari pemerintah Korea Selatan, para anggota BTS mendapat paspor diplomatik yang diberikan pada tahun 2021. Dari sisi industri hiburan lainnya, pada tahun 2019 Parasite memenangkan Oscar pada tahun 2020 dengan kategori Film Terbaik. Yang lebih membuka pintu perfilman maupun drama Korea adalah series Squid Game yang sangat populer hingga menjadi pop culture tingkat internasional.

[Gambas:Audio CXO]



(DIG/MEL)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS